PERNAH gagal meraih peluang kerja karena tinggi badan kurang? Gemas dan kecewa, mungkin begitu perasaan Anda. Apalagi kekurangan tersebut hanya satu atau dua sentimeter! Masalah badan yang pendek juga sering menjadikan seseorang minder. Dari pelesetan “semampai” menjadi “semeter pun tak sampai” hingga julukan “si kate” atau “si cebol” membuat orang rela melakukan berbagai cara untuk mendapatkan tambahan tinggi beberapa sentimeter saja.

KEGAGALAN meraih cita-cita yang dipendam sejak kecil karena tidak bisa memenuhi persyaratan tinggi badan dialami juga oleh Iis Sudarisman. Perempuan berkulit putih dan cantik ini sebenarnya ingin sekali menjadi pramugrari. “Tidak kesampaian. Tinggi badan saya kurang 2 senti!” kata Iis yang akhirnya menjadi pengusaha pakaian ini.

Masalah tinggi badan memang masih menjadi salah satu persyaratan untuk beberapa posisi pekerjaan atau profesi. Sebut saja profesi pramugari, pramuniaga, sekretaris, model, hingga mereka yang ingin berkarier di bidang kemiliteran.
Mimpi menjadi tinggi dalam sekejap membuat alat-alat peninggi badan menjadi salah satu hot item atau barang yang banyak diburu orang di sebuah toko penyedia barang di Bandung, yang biasa mempromosikan berbagai produknya lewat jaringan televisi. Promosi tersebut mudah dikenali dengan ciri khas kata “hanya” untuk menunjukkan harga alat yang terkadang bernilai jutaan rupiah.

Sales konsultan Innovation Store Andhie, mengaku rata-rata berhasil menjual 10 unit alat peninggi badan. “Kalau sedang ada pameran bahkan bisa sampai 15 hingga 25 unit perbulan,” tutur Andhie.

Menurut sales lainnya, Laras, para pembeli kebanyakan mereka yang berprofesi model atau ingin jadi model, dan mereka yang ingin memasuki bidang militer, laki-laki atau perempuan. Menurut Laras, kendati alat ini lebih efektif untuk mereka yang masih dalam usia pertumbuhan, masih bisa berpengaruh untuk mereka yang berusia di bawah 30 tahun.

“Saya sendiri, sambil menjaga toko sering menggunakannya. Selama dua minggu tinggi badan bertambah 2 senti, dari 150 menjadi 152 senti,” kata Laras, yang mengaku berusia 19 tahun ketika memakai alat ini pada bulan Maret lalu. Cara pemakaian alat tersebut gampang, kita tinggal berbaring lurus di atas alat. Saat itu, kepala ditarik ke atas dengan cara dagu ditahan oleh karet penahan, kaki diselipkan pada ujung alat tersebut, sehingga badan dalam posisi meregang.

Untuk pemula, Laras dan Andhie menganjurkan lama pemakaian 10 menit, bisa ditambah waktunya sampai 15 menit bila sudah terbiasa. “Mula-mula memang terasa agak sakit, tapi lama-lama tidak,” kata Laras.

Dianjurkan lagi, sebelum dan sesudah memakai alat tersebut, para pemakai harus minum susu, segelas di bagi dua. Maksudnya, setengah gelas diminum sebelum pemakaian alat dan setengahnya setelah itu.
**
SECARA pribadi, Fachry A. Tanjung, MD.PhD.M.PHIL FICS.DSB.DSBO, Ahli Bedah Ortopedi Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung menyatakan, belum pernah melihat laporan atau jurnal ilmiah yang menyebutkan tinggi badan bisa bertambah dengan menggunakan alat-alat peninggi badan yang banyak ditawarkan di berbagai toko.

Di bidang bedah ortopedi sendiri, ada cara untuk menambah tinggi badan, yaitu dengan cara mengoperasi tulang kaki.
“Namun itu juga tidak saya anjurkan,” kata Fachry menegaskan. Selain memakan biaya puluhan juta rupiah, pasien akan mengalami kesakitan yang luar biasa dalam setiap operasi. Ya, operasi tidak hanya dilakukan satu kali. Untuk mencapai tinggi maksimal 5 hingga 7 cm, diperlukan operasi berulang hingga 4 kali! Belum lagi bekas operasi pasti akan meninggalkan bekas pada kaki yang tadinya mulus-mulus saja.

Operasi tersebut dilakukan dengan cara memotong tulang kaki menjadi dua bagian dan menggesernya, sehingga menimbulkan 2 celah yang kelak diisi oleh tulang lagi. Untuk mempertahankan posisi tulang tersebut, dipasang alat. Alat penahan agar tulang tidak bergeser bernama wagner itulah yang berharga puluhan juta rupiah. Jika ingin yang lebih murah lagi, bisa menggunakan buatan lokal, yaitu hasil penemuan guru Fachry, yaitu Prof. Chehab R. Hilmy.

Untuk mendapatkan bentuk tubuh proporsional, tentu saja operasi harus dilakukan pada kedua kaki. “Kalau satu kaki, bisa jadi lurah alias luhur sebelah,” ujar Fachry setengah bergurau.

Proses menambah tinggi badan yang menyakitkan ini bisa memakan waktu selama 3 bulan. “Yah, kalau sekadar untuk tinggi badan, hanya ‘cari kerjaan’ saja,” kata Fachry tentang ketidaksetujuannya.

Bedah ortopedi dianjurkan Fachry hanya untuk keadaan daurat, seperti kaki tinggi sebelah karena cacat atau kecelakaan. “Itu pun biasanya saya anjurkan bukan untuk ditinggikan, tetapi agar pendeknya sama,” kata Fachry.

Fachry mengakui, ia juga sering kedatangan pasien yang ingin meninggikan badan dengan cara dioperasi. Namun, setelah mendapat penjelasan “mengerikan” dari Fachry, mereka langsung mundur teratur!
**
FACHRY menjelaskan, pertumbuhan tinggi badan manusia terjadi melalui proses alami sejak bayi hingga paling lambat usia 19 tahun untuk perempuan dan 23 tahun untuk pria. Penambahan tinggi badan ini dimungkinkan karena pada usia tersebut masih terdapat lempeng pertumbuhan atau ephyphyseal plate. Lempeng tersebut yang membuat tulang tumbuh.

“Secara teoretis, lewat usia tersebut lempeng itu sudah tidak ada, bisa dilihat melalui foto x-ray. Jika lempeng tersebut tak ada, berarti tidak akan ada lagi penambahan tinggi badan,” tutur Fachry.

Pertumbuhan tinggi badan itu sendiri dalam masa pertumbuhan bisa dirangsang melalui olah raga yang sesuai dan asupan nutrisi yang mengandung kalsium.

Untuk mengejar pertumbuhan berat badan, sering terjadi salah persepsi dari masyarakat. Banyak orang tua yang menginginkan perbaikan generasi berupa tinggi badan lebih kepada anak-anaknya dengan cara mencekoki anak dengan suplemen atau vitamin yang mengandung kalsium tinggi.

Terbukti, beberapa jenis suplemen dan vitamin jenis tersebut banyak dicari. Sebuah toko obat di Jalan Sudirman Bandung, menjadi salah satu tujuan orang tua mencari “obat” peninggi badan. Sebut saja Wisman, secara teratur mengaku membeli “obat” cina di tempat itu. Ia percaya obat tersebut bisa menambah tinggi badan anaknya yang atlet bela diri.

Wisman yang juga pelatih sang anak, rajin mengukur senti demi senti pertumbuhan tinggi badan anaknya selama mengonsumsi obat tersebut. Kini sang anak sudah jauh lebih tinggi dari sang bapak. Selain mengonsumsi obat tersebut, sang anak juga rajin minum susu. Sebulan Wisman menghabiskan sedikitnya Rp 120.000,00 untuk membeli obat cina dengan aturan pakai 3 kali dua tablet sehari.

Konsumsi kalsium lewat vitamin atau suplemen bukan merupakan hal yang dianjurkan oleh Fachry. “Tak usah dengan cara itu. Lewat susu atau kita makan ikan teri saja, misalnya, kalsium itu sudah kita peroleh. Yang paling baik dan aman adalah kalsium yang diperoleh dari makanan alami,” ujar Fachry meluruskan. (Uci Anwar)***

2 Read More
2 komentar:
  1. Unknown says:

    Segera daftarkan diri anda dan bermainlah di Agen Poker, Domino, Ceme dan capsa Susun Nomor Satu di Indonesia AGENPOKER(COM)
    Jadilah jutawan hanya dengan modal 10.000 rupiah sekarang juga !

  1. Unknown says:


    tks infonya...

    http://perbanelastis.blogspot.co.id/