BENGKULU: Populasi kucing emas (Felis temmincki) di Bengkulu terancam punah, akibat habitatnya sudah menjadi areal perkebunan disamping pemburuan akan hewan langka itu terus belanjut.

"Sekitar lima tahun lalu populasinya masih di atas 50 ekor, namun belakangan jumlahnya jauh dibawah itu dan lokasinya sebagian besar dalam kawasan hutan balantara," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bengkulu Andi Basrul, Selasa (24/11).

kucing emas bengkulu terancam punah
Hewan langka itu awalnya ditemukan melalui kamera yang dipasang dalam kawasan hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), namun ada informasi juga pernah diperegoki warga dalam kawasan hutan Produksi terbatas (HPT).

Kepunahan kuncing emas itu biasanya akibat pemburu liar, karena tubuhnya dapat dijadikan perhiasan rumah mewah sama dengan harimau, beruang dan tafir.

Guna melindungi hewan langka itu pemerintah melakukan kesepakatan bersama seluruh gubernur se-Sumatra untuk menyelamatan ekosistem termasuk hewan langka tersebut.

Dalam kesepakatan yang dikuatkan tiga Menteri yaitu Menteri Kehutanan, Menteri PU dan Menteri Lingkungan Hidup pada tahun 2007 itu, menjadi acuan semua pihak, terutama yang ada di Sumatra.

Ada tiga poin dalam kesepakatan itu yakni penataan ruang pulau Sumatra berbasis ekosistem, retotarasi kawasan kritis untuk perlindungan sistem kehidupan dan melindungi kawasan yang memiliki nilai penting perlindungan sitem kehidupan keanekanragamhayati sert aperbuhan iklim.

Pada kesepakatan seluruh gubernur di Sumatra itu dapat dijadikan acuan dalam membangun komitmen di tingkat Provinsi, kabupaten dan kota termasuk sektor terkait dan swasta di wilayah/regional.

Perlu adanya ketentuan pengaturan di tingkat wilayah (Perda), baik meliputi pengaturan ruang hidup bagi satwa, maupun pengaturan bila terjadi pelanggaran termasuk hukum adat.

Semua kebutuhan satwa daerah jelajah, daerah pakan dan lainnya tidak hanya gajah, tapi satwa liar lainnya, agar diakomodasi dalam Amdal, kata Andi Basrul menguraikan kesepakatan gubernur sumatra tersebut.

0 Read More
0 komentar: